Minggu, 20 Desember 2009

Panduan Zakat Praktis

Judul Buku : Panduan Zakat Praktis
Pengarang : Tim Penyusun Institut Manajemen Zakat
Tahun : 2002

Ringkasan Mengenai Buku

Bab 1
Tentang pendahuluan, secara garis besar menerangkan bahwa salah satu pokok ajaran ummat Islam yang belum ditangani secara serius ialah penanggulangan kemiskinan dengan cara mengoptimalkan pengumpulan dan pendayagunaan zakat, infak dan shadaqah dalam arti yang seluas-luasnya. Padahal ummat Islam (Indonesia) sebenarnya memiliki potensi dana yang sangat besar.

Bab 2
Pengertian Zakat
Zakat menurut bahasa berasal dari kata zakaa yang artinya bertambah dan berkembang. Sedangkan menurut hokum atau syara’ adalah istilah bagi pengambilan tertentu dari harta yang tertentu, menurut sifat-sifat tertentu, untuk diberikan kepada golongan tertentu.
Perintah zakat banyak terdapat dalam Al-Quran seperti dalam (Q.S. Al Baqarah : 43), (Q.S. At Taubah : 104), (Q.S. Al An’am : 141), (Q.S. At Taubah : 34), (Q.S. Al A’raf : 199)

Bab 3
Hukum Zakat
Zakat adalah wajib atas setiap muslim yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu. Keutamaan kewajiban zakat yang menempatkan zakat pada kedudukan yang istimewa dalam islam, diantaranya adalah :
1. Disandingkannya zakat dengan shalat dalam Al Quran, di 27 tempat. Ini menunjukkan betapa pentingnya kedudukan zakat dalam islam.
2. Zakat merupakan rukun islam yang ke tiga
3. Dibandingkan dengan infak lainnya, zakat adalah kewajiban harta utama yang dicintai Allah SWT, karena merupakan kewajiban yang telah ditentukan Allah.
Adapun hikmah zakat diantaranya :
1. Menolong, membantu, membina dan membangun kaum dhuafa yang lemah papa dengan materi untuk memenuhi kebutuhan pokoknya.
2. Memberantas penyakit iru hati, rasa benci dan dengki dalam diri manusia yang biasa timbul jika orang-orang disekitarnya hidup berkecukupan.
3. Dapat mensucikan diri dari kotoran dosa, memurnikan jiwa dan mengikis sifat kikir.
4. Menjadi unsure penting dalam mewujudkan keseimbangan dalam distribusi harta, kepemilikan harta dan tanggung jawab individu dalam masyarakat.
Jika seorang muslim enggan membayar zakat tapi telah memenuhi syarat-syaratnya maka tergolong sebagai dosa besar.

BAB 4
Harta wajib zakat
Zakat dibagi menjadi 2, yaitu : zakat an nafs (zakat fitrah) dan zakat maal (zakat harta).
Zakat atas hasil yang dicapai berarti penunaian zakatnya segera setelah didapat hasilnya tanpa terikat dengan syarat haul.

Harta yang termasuk adalah :
1. zakat hasil pertanian
nisabnya adalah 5 wasaq atau setara dengan 653 kg (gabah kering). Kadar zakat untuk hasil pertanian yang diairi dengan air hujan, atau sungai/mata air adalah 10 %, bila dengan disirami/irigasi adalah 5 %
2. Zakat atas harta terpendam(rikaz), barang tambang(maa’din) dan kekayaan laut
Para ulama sepakat bahwa kadar zakat rikaz adalah 20% tanpa nishab dan maa’din adalah 2,5% dan harus mencapai nisab. Dan untuk hasil laut adalah 10 %

Zakat atas modal dihitung berdasarkan harta pokok dan hasil yang didapat. Bukan atas hasil saja. Yang termasuk adalah :
1. zakat binatang trnak
syarat : Sampai nishab, telah dimiliki 1 tahun, digembalakan
adapun nisab dari masing-masing ternak :
Unta : nisabnya 5 ekor, dan zakatnya 1 ekor kambing. dan jika untanya bertambah maka zakat akan bertambah
Sapi, kerbau : nisabnya 30 ekor, dikenakan zakat 1 ekor sapi jantan/betina.
Kambing/domba : nisabnya 40 ekor, dikenakan zakat 1 ekor kambing 2 th/domba 1 thn.
Kuda : Kuda yang dijualbelikan kena pajak perdagangan 2,5%, jika diternakkan 2,5% dengn nishab 5 ekor.
2. Zakat emas dan perak
Nisab emas adalah 20 dinar (85 gram emas murni), nishab perak adalah 200 dirham (setara 595 gram perak) dan wajib zakatnya 2,5%
3. Zakat atas harta perniagaan dan perusahaan
Diperhitungkan berdasarkan neraca keuangan besarnya 2,5%, dan dianalogkan pada zakat perniagaan.
4. Zakat rezeki tak terduga dan undian berhadiah (yang tidak mengandung unsur judi)
Harta jenis ini di qiyaskan dengan rikaz. Apabila perolehan harta mencapai nisab (85 gram emas) maka wajib mengeluarkan zakat atas harta tersebut sebesar 20 %
5. dll

Bab 5
Manajemen distribusi zakat
Orang yang berhak menerima zakat : fakir, miskin, amil zakat, muallaf, budak, gharimin (orang yang berhutang), fi sabilillah, ibnu sabil.
Adapun orang yang haram menerima zakat : orang kafir dan mulhid (atheis), orang kaya dan orng yang mampu berusaha, Keluarga bani hasyim dan bani muthalib, orng yang menjadi tanggung jawab para wajib zakat (muzakki)

Tata cara pembagian zakat pada mustahik :
1. Harta zakat dibagi pada semua mustahik apabila zakat itu banyak, semua sasaran zakat(asnaf) ada, dan kebutuhannya relative sama.
2. Jika diperkirakan semua asnaf ada, maka tidak wajib menyamakan pembagiannya antara asnaf yang satu dengan lainnya.
3. Diperbolehkan memberikan semua zakat kepada asnaf tertentu saja jika kenyataannya menuntut demikian.
4. Golongan fakir dan miskin merupakan sasaran zakat yang harus diprioritaskan untuk menerima zakat.
5. Bagi mustahik yang produktif dan punya potensi untuk diberdayakan, maka zakat untuk mereka diberikan dalam bentuk bantuan berjangka untuk modal usaha, baik untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan maupun untuk modal wirausaha..


Komentar :
Buku ini secara garis besar menerangkan tentang zakat dari pengertian, macam-macam harta yang dapat dizakatkan, sampai cara pendistribusian zakat itu sendiri dll. Dengan membaca buku ini kita dapat lebih mengerti tentang zakat. Walaupun buku ini kecil tapi penulis rasa cukup untuk menangkap pengertian secara garis besar.

Kelebihan :
1. Banyak dimasukkannya dalil-dalil baik dari Al Quran maupun Al Hadis
2. Dalam menentukan zakat, terdapat contoh-contoh soal, sehingga kita menjadi lebih mengerti
3. Terdapat pula cara menghitung zakat saham, zakat profesi dan zakat perusahaan.

Kekurangan :
1. Kadang-kadang ada kata-kata yang kurang dapat dimengerti, seperti penggunaan istilah asing baik istilah islam/arab ataupun inggris tanpa menuliskan artinya. Membuat Penulis tidak terlalu mengerti apa maksud kata tersebut.