Sabtu, 05 Desember 2009

Pertempuran Surabaya

“Pertempuran Surabaya” merupakan satu momentum sejarah yang amat penting dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Peristiwa tersebut merupakan rengkaian peristiwa sejak hari kedua Brigade 49/Divisi India ke-23 tentara sekutu di bawah komando Brigadir Jenderal A.W.S. Mallaby mendarat untuk pertama kali di Surabaya pada tanggal 25 Oktober 1945.
Pemerintah setempat menolak dengan tegas kedatangn mereka, sebab perlucutan senjata sudah dilaksanakan semuanya dan serdadu jepang tinggal di serahkan saja. Keberatan pemerintah setempat di Surabaya itu pun disebabkan oleh karena diketahui bahwa pasukan sekutu memaksa membawa orang-orang belanda. Walaupun demikian, pasukan sekutu memaksa mendarat lalu menduduki beberapa gedung penting di sekitar pelabuhan. Suasana menjadi teganng tatkala tentara sekutu mengadakan patroli, seolah-olah mereka ingin menjajagi kekuatan kita.
Kekuatan pertahanan kita di jawa timur, khususnya di Surabaya sebenarnya cukup kuat, terbukti dengan telah berhasilnya melucuti tentara jepang. Kekuatan ketentaraan tersebut terdiri dari:

  1. TKR di bawah pimpinan Dr. Mustopo.
  2. TKR Divisi Malang, yang terkenal kekuatannya, yang terdiri atas tiga resimen infanteri lengkap dengan kesatuan-kesatuan artileri, lapis baja.
  3. Laskar-laskar rakyat.
  4. Hizbullah yang berpusat di malang.
  5. Barisan pemberontak yang dipimpin oleh Bung Tomo.
Menyaksikan aksi-aksi tentara sekutu yang berpatroli di sekitar kota para pemuda merasa panas hati. Dua hari setelah sekutu mendarat, yaitu tanggal 27 Oktober 1945 mulai terjadi bentrokan-bentrokan kecil akibat sekutu tidak mengindahkan tuntutan-tuntutan kita. Peringatan yang disampaikan oleh pihak-pihak kita dijawab oleh brigadier jenderal Mallaby dengan amat congkak denganmengatakan, sejak hari ini (tanggal 27 Oktober 1945) ia yang bertanggung jawab atas segala yang terjadi di surabaya.
Pada tanggal 28 Oktober 1945 sore terjadilah pertempuran yang agak hebat. Pos-pos sekutu di seluruh kota diserang olah kekuatan-kekuatan kita di Surabaya. Radio barisan pemberontask memancarkan suara bung tomo yang mengorbarkan semangat pertempuran, sehingga setiap orang mendengarkannya akan menyala semangatnya untuk bertempur melawan musuh. Dalam hanya dalam waktu sehari Brigade Jenderal Mallaby hampir binasa. Belum pernah brigade ini diancam kemusnahan yang demikian dalam riwayatnya, juga selam perang birma. Mereka dikenal sebagai pasukan yang handal.
Dalam kesulitan itu brigadier jenderal Mallaby meminta tolong kepada presiden Soekarno untuk melakukan gencatan senjata. Dengan menggunakan pesawat sekutu, presiden, wakil presiden, dan menteri penerangan pergi ke Surabaya untuk mempergunakan pengaruh mereka, agar kekuatan-kekuatan kita di Surabaya berhenti menyerang, seandaint pemimpin-pemimpin Indonesia tidak segera memerintahkan penghentian tembak menembak, brigade mallaby tersebut bisa dipastikan hanya tinggal riwayatnya.
Setelah berhasil memenagkan keadaan, presiden soekarno danrombongan kembali ke Jakarta pada tanggal 30 Oktober 1945. belum juga sehari presiden meninggalkan kota Surabaya, pada sore harinya telah terjadi provokasi oleh tentara Gurkha, menembaki rakyat di daerah simpang. Maka pertempuran pun meletus kembali. Dalam satu insiden yang belum terungkap dengan jelas brigadier jenderal mallaby diketemukan dalam keadaan tewas.
Dengan alasan tewasnya mallaby sekutu mengeluarkan ultimatum keras kepada bangsa Indonesia pada tanggal 9 November 1945. semua pemimpin dan orang-orang Indonesia yang bersenjata harus melapor dan meletakan senjatanya di tempat-tempat yang ditentukan, selanjutnya menyerahkan diri dengan mengangkat tangan di atas kepala. Batas waktu ultimatum tersebut adalah jam 06.00 tanggal 10 November 1945.
Ultimatum ini tidak dihiraukan oleh rakyat di Surabaya, dan akhirnya pecahalah pertempuran Surabaya pada tanggal 10 November 1945. pihak sekutu mengerahakn lebih dari satu divisi infantry yaitu divisi India ke-5 beserta sisa brigade mallaby. Jumlah mereka seluruhnya antara 10 sampai 15 ribu orang. Pasukan darat itu dibantu oleh meriam-meriam kapal panjelajah Sussex dan beberapa kapal perusak serta pesawat-pesawat mosquito thunderbolt angkatan udara inggris (RAF).
Pertempuran tersebut berjalan sampai awal bulan desember. Semangat perjuangan para pejuang kita tetap berkobar dan barisan bantuan terus mengalir. Walaupun demikian, di pihak kita telah gugur beribu-ribu pejuang. Untukmemperingati kepahlawanan rakyat Surabaya yang mencerminkan tekad perjuangan seluruh bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan, pemerintah kemidianmenetapkan tanggal 10 November sebagai hari pahlawan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar